PENDAHULUAN
Alhamdulillah akhirnya buku PANDUAN BUDIDAYA SEMUT KROTOPRAKTIS telah selesai kami susun. Buku Panduan ini penulis harap dapat bermanfaat
dalam membantu masyarakat khususnya pecinta burung berkicau/ kicau mania, pedagang
kroto dan makanan burung, pemancing ikan/ mancing mania serta orang-orang yang ingin
beternak atau membudidayakan semut kroto dalam memenuhi kelangkaan telur semut /
kroto.
Seperti yang kita ketahui bersama bahwa Kroto adalah telur semut rangrang yang
menjadi makanan burung berkicau karena mempunyai kandungan protein yang cukup
tinggi. Selain itu Kroto juga menjadi umpan ikan tertentu sehingga banyak pemancing ikan
sering menggunakan kroto sebagai umpan pancing mereka padahal supply kroto sangatlah
terbatas.
Sampai saat ini para pencari kroto berburu kroto hingga keluar daerah yang jauh
dari tempat tinggalnya bahkan ada yang kehutan-hutan. Para pencari kroto bisa
mendapatkan kurang lebih 1 Kg kroto/hari dalam kondisi normal sedangkan pada kondisi
sulit misalnya waktu musim hujan mereka tidak akan lebih dari 1 Kg kroto. 1 Kg kroto
bagi pencari kroto bisa didapatkan dengan mengambil puluhan sarang ( 25 – 50 ) tentunya
bergantung pada jumlah koloni semut yang ada dalam sarang selain itu telur semut/ kroto
sangatlah ringan.
Pangsa pasar sangat besar supply sangat kecil itulah yang terjadi pada telur
semut/kroto. Harga telur semut / kroto dipasar burung saat ini sangat menakjubkan yaitu
berada dikisaran Rp.100 ribu sedangkan pada waktu tertentu misalnya Lebaran dapat
mencapai Rp.150 - 200 ribu rupiah. Pertanyaannya adalah kenapa kita tidak mencoba
untuk budidaya semut kroto?
Budidaya Semut Kroto adalah tambang emas bagi orang yang tahu bisnis.
Itulah kesimpulan yang penulis dapat sampaikan.
Kalasan, 26 februari 2012
Penulis
Muftikhul Umam
Cara Budidaya Semut Kroto
Apa Semut Kroto Atau Semut Rangrang Itu?
Semut Rang-rang sering disebut juga semut kroto karena menghasilkan telur semutyang biasa disebut kroto. Di dunia barat ternyata juga banyak nama atau sebutanya,
diantaranya yaitu ; Weaver ant atau semut penenun. Disebut semut penenun karena
mereka membuat sarang dengan menenun dari benang sutra yang berasal dari Larva
mereka sendiri. Mereka juga menjahit daun-daun di pohon untuk membikin tempat tinggal.
Karena mereka suka berada di pohon sebagian orang barat menyebutnya Tree ant/ Green
tree ant atau semut pohon/ semut pohon hijau. Sebagian orang barat menyebut Orange
gaster di Indonesia menjadi Semut merah/ Red ant walaupun warna yang mendekati
adalah oranye. Dalam bahasa Indonesia disebut Semut Rang-rang sedangkan Orang Jawa
menyebut Nyangkrang. Di Malaysia disebut Semut api/ Fire ant meskipun sebenarnya
salah karena Fire ant/ Semut api berbeda jenis ( Solenopsis ) Sedangkan nama ilmiahnya
adalah Oecophylla.
Oecophylla mempunyai banyak family yang dapat ditemukan di Afrika, Eropa dan
Asia - Australia. Di Asia - Australia mereka berada di Sebagian wilayah India, sebagian
wilayah China, Thailand, Vietnam, Laos, Miyanmar, Malaysia, Indonesia dan Sebagian
wilayah Australia. Semut Rangrang Afrika mempunyai nama Ilmiah/ latin Oecophylla
Longinoda. Mereka berada di sebagian Gurun Sahara.
Semut Rangrang Asia-Australia mempunyai nama ilmiah/ latin Oecophylla
Smaragdina. Family Formicidae dan Ordo Hymenoptera atau masih sekeluarga dengan
tawon/ lebah.
A. Alat yang diperlukan untuk budidaya semut rangrang
1. Rak kayu/meja/besi
Untuk meletakkan toples sebagai media pengganti sarang semut dari alamdiperlukan meja atau rak kayu/ besi. Penggunaan rak kayu/ besi dilahan sempit akan
lebih effisien karena rak kayu dapat dibuat bersusun 3 – 4 sehingga akan menampung
banyak toples. Contoh : dengan rak ukuran tinggi 160 cm X lbr 50 cm X pjg 100 cm
dapat dibuat bersusun 4. Apabila satu susun dapat menampung 25 toples ( media
plastik yang dapat disusun ) maka 4 susun menjadi 100 toples.
Kaki-kaki pada rak kayu harus diberi bak kecil/ kaleng yang didalamnya sudah di
isi air atau oli. Perbedaan penggunaan air dan oli adalah bila menggunakan air
terkadang semut masih mau mendekat sedangkan bila menggunakan oli semut tidak
mau mendekat.
2. Toples Plastik
Toples/ lodong sebagai pengganti sarang semut alami hanyalah salah satumedia yang dapat digunakan diluar itu masih banyak media yang dapat digunakan seperti ;
Bumbung bambu, Pralon, Botol plastik bekas minuman mineral ukuran besar dan lain-
lain. Apabila menggunakan Toples bekas kue, sebelumnya harus dicuci dengan sabun
sampai bersih kemudian dikeringkan. Hal ini karena semut Rangrang menjadi tidak betah
bahkan mati dalam beberapa hari apabila Toples plastik masih mengandung minyak atau
ada sabun yang tertinggal di dalam toples. Penggunaan toples plastik yang baru dibeli
sebenarnya lebih baik karena tidak ada minyak bekas kue dan di disain dapat disusun
( seperti tampak pada gambar ). Tetapi tentunya akan menambah cost atau biaya sebagai
modal. Penggunaan Media plastik dipilih karena transparan sehingga Telur semut/ Kroto
akan kelihatan dari luar.
3. Gunting ranting
Gunting ranting digunakan untuk memotong ranting sarang semut dipohonyang rendah. Gunting ranting juga digunakan untuk memotong ranting sarang semut dan
daun yang sudah dimasukkan dalam ember plastik.
4. Sarung tangan karet
Digunakan untuk menjaga atau menghindari gigitan semut.5. Tepung tapioka
Tepung tapioka/ kanji digunakan untuk melumuri/ mengolesi bak plastik/ ember bagian atas. Hal ini agar Semut tidak naik ke atas.6. Bak plastik atau ember
Bak plastik digunakan untuk transit sarang semut dari pohon sebelumdipindahkan ke Toples. Ember plastik digunakan untuk memasukkan sarang semut dari
pohon yang masih bercampur daun dan ranting.
7. Solasi atau lakban
Digunakan untuk menutup lobang semut pada toples dan untuk mengikat tutup ember ketika akan dibawa.8. Gunting dahan
Gunting dahan digunakan untuk memotong sarang Semut Rangrang yang berada pada dahan yang tinggi pada waktu berburu sarang semut di alam.B. Pembibitan
Yang dimaksud pembibitan adalah pengambilan calon Semut Rangrang yang akan kita budidayakan. Pembibitan ada 3 macam metode ;1. Mengambil semut rangrang yang ada di pohon-pohon yang berada di alam
2. Memijah sarang semut pada toples yang sudah penuh
3. Meletakan toples baru di dekat toples semut yang sudah penuh
Metode pertama : Pencarian bibit semut dapat dilakukan dengan cara berburu di
pohon-pohon yang ada di alam/ pekarangan/ perkebunan/ hutan. Pohon-pohon yang sering
penulis jumpai menjadi tempat tinggal favorit semut rangrang di pekarangan adalah ;
pohon mangga, pohon jambu air, pohon rambutan, pohon nangka. Di perkebunan semut
rangrang dapat dijumpai di pohon kopi, pohon jeruk sedangkan di hutan dapat dijumpai di
pohon pete, pohon tanjung. Mungkin masih banyak lagi pohon-pohon yang menjadi
tempat favorit semut rangrang dalam membuat sarang yang penulis belum ketahui.
Adapun waktu yang penulis sarankan untuk berburu mengambil sarang adalah pagi hari
karena semut masih banyak yang berada di sarang.
Persiapan sebelum berburu sarang Semut Rangrang dapat dilakukan dengan beberapa tahap dan langkah:
1. Survey lokasi dimana Semut Rangrang membuat sarang, hal ini dapat dilakukan
sore hari
2. Menuju lokasi dengan membawa peralatan yang dibutuhkan seperti : gunting ranting dan gunting dahan, sarung tangan karet yang sudah dilumuri tepung tapioka pada bagian luar, bak besar/ ember yang sudah dilumuri tepung tapioka pada bagian dalam mulai tengah sampai atas, toples yang sudah di beri lobang sebesar rokok dan sudah di tutup sementara menggunakan solasi/ lakban.
Adapun langkah selanjutnya (di lokasi ) adalah:
1. Gunakan sarung tangan karet yang sudah dilumuri tepung tapioka pada bagian luar
2. Potong daun/ ranting yang menjadi sarang semut dengan gunting ranting bila rendah atau gunting dahan bila tinggi. Terkadang koloni semut membuat sarang sampai 3 ranting yang mempunyai banyak daun. Usahakan sarang semut jangan sampai rusak/ terbelah ketika jatuh ke tanah.
3. Masukkan sarang semut dalam bak besar atau ember yang sudah dilumuri tepung
tapioka pada bagian dalamnya. Gunakan ember yang ada penutupnya bila masih
akan memotong sarang lagi. Gunakan Bak besar bila langsung dipindah ke toples.
4. Potong / bersihkan daun dan ranting sarang semut yang ada di bak/ ember plastik
yang baru diambil dari pohon dengan gunting ranting dalam keadaan tangan masih
menggunakan sarung tangan karet.
5. Tumpahkan semut yang sudah bersih dari daun dan ranting pada toples yang sudah
di siapkan dan sudah ditutup lubang semutnya dengan solasi/ lakban. Kemudian
tutup rapat toples dengan menggunakan tutupnya. Biarkan selama minimal 2 jam
dan maksimal semalam sebelum dibuka solasi/ lakban yang menutup lubang pintu
semut. Hal ini maksudnya adalah agar semut tenang dan beradaptasi dengan sarang
baru.
6. Letakkan toples semut pada meja/ rak kayu yang sudah disiapkan dengan makanan
( ulat hongkong ) dan air manis/gula dalam nampan kecil. Setelah semalam dalam
toples dan sudah berada di rak kayu kemudian kita buka solasi/ lakban penutup
lubang pintu semut.
Jangan kaget bila semut belum mau makan atau minum, maklum masih adaptasi
dengan tempat tinggal baru. Untuk itulah kita didik dengan cara memberikan ulat
hongkong pada semut dan meneteskan air manis pada meja/ rak kayu yang menjadi tempat
kerumunan semut. Butuh waktu kurang lebih 1 bulan untuk bisa makan dan minum sendiri
tanpa disuapi pemilik.
Penting untuk diketahui bahwa apabila mendapati sarang semut yang ada krotonya
seyogyanya jangan diambil krotonya saja tetapi ikut disertakan dalam toples sarang
semut. Semut-semut yang sedang bertelur akan lebih cepat betah tinggal di toples semut
dari pada yang tidak bertelur. Hal tersebut karena semut-semut yang sedang bertelur mempunyai naluri untuk menjaga dan merawat telur hingga menetas.
Metode kedua : Yaitu dengan cara memijahkan semut-semut yang berada di toples
penuh semut. Hal ini dapat dilakukan dengan cara membongkar sarang semut di toples
yang sudah penuh. Membongkar maksudnya mengambil toples sarang semut dari rak
kemudian ditumpahkan pada bak/ ember dan seterusnya di pindah ke toples-toples baru
yang sudah dipersiapkan. Sebelum dipindahkan ke toples-toples baru sebaiknya ditakar
dengan gelas air mineral yakni minimal berisi semut 1/3 gelas.
Metode ketiga : Yakni dengan cara membiarkan semut-semut pindah secara alami.
Kita cukup meletakkan toples kosong didekat toples sarang semut yang sudah penuh.
Secara naluri semut rangrang akan mencari tempat tinggal baru dan membentuk sarang
baru ketika sarang mereka sudah penuh sesak atau rusak. Karena mereka ( generasi kedua
dan seterusnya ) sudah tidak kenal daun atau pohon maka mereka akan mencari toples
yang kosong untuk dijadikan tempat tinggal baru.
Penting untuk diketahui bahwa semut rangrang tangkapan dari alam hidup dalam
koloni yang berbeda-beda. Ketika dialam bebas mereka hanya hidup dengan satu koloni
saja dan akan perang/ berkelahi sampai mati jika ketemu koloni lain. Dipenangkaran
perilaku mereka dapat dirubah. Cara merubahnya bisa dengan cara memberi jembatan
yang kecil antara meja/ rak yang satu dengan yang lainnya. Maksudnya ketika berburu
dan mendapatkan koloni semut maka harus dipisahkan antara tangkapan hari ini dengan
tangkapan minggu depan dan seterusnya dengan meja/ rak yang berbeda. Kemudian
setelah tanggkapan baru sudah mulai adaptasi dan betah tinggal di toples semut( 2 - 4
minggu ) barulah kita campurkan dengan koloni semut yang sudah duluan dengan cara
memberi jembatan kecil berupa sebilah bambu atau kawat yang direntangkan antara
meja/ rak satu dengan yang lainnya. Kemudian setelah mereka berkenalan dan bersahabat
barulah toples sarang semut dipindahkan atau dicampurkan dengan toples sarang semut
yang lama atau lebih dulu ada di meja/ rak utama. Jadi seyogyanya orang-orang yang
akan membudidayakan semut rangrang minimal harus punya 2 meja/ rak. Apabila hanya
punya satu rak maka antara lapisan atas dan bawah harus diikat dengan tali kain/ sumbu
kompor yang sudah dicelupkan ke minyak/ Oli bekas. Setelah koloni semut sukses
beradaptasi dengan toples sebagai sarang semut baru, barulah diberi kawat antara lapisan
rak bagian bawah dengan bagian atas. Apabila sudah berbaur tali/ kawat bisa dilepas.
C. Perawatan dan Pemeliharaan
1. Perawatan
Dalam budidaya semut rangrang ini hampir bisa dikatakan tidak ada perawatan.Kalaupun ada hanya mengontrol air atau oli yang ada pada kaki meja/ rak. Hal ini karena
sifat air yang dapat menguap sehingga dapat berkurang. Apabila air sampai habis maka
semut-semut akan turun ke lantai dan menyebar diseluruh rumah.
Penggunaan oli pada kaki meja/ rak kelemahannya adalah semut-semut tidak berani
mendekat pada kaki meja/ rak bagian bawah hal ini karena bau oli bekas yang menyengat.
Kelebihan penggunaan oli bekas tidak mudah kering karena kekentalannya.
2. Pemeliharaan
Makanan Semut RangrangDalam Penangkaran, protein untuk makanan semut dapat kita beri Ulat hongkong, ulat
bambu, jangkrik dan cicak. Mana yang lebih mudah kita dapatkan dan murah harganya
tentunya. Selain itu sebenarnya semut rangrang juga senang memakan tulang mentah yang
masih ada serat-serat dagingnya. Seperti yang telah penulis jelaskan bahwa dalam
penangkaran, penulis memberikan ulat hongkong sebagai pengganti protein pada makanan
semut. Yang penting untuk diperhatikan bahwa jangan sampai kehabisan makanan karena
bila ini sampai terjadi maka semut rangrang akan memakan telurnya sendiri.
Pemeliharaan semut rangrang sangat mudah karena hanya mengontrol makanan berupa
ulat hongkong yang akan habis 3 – 7 hari tergantung pada jumlah semut rangrang yang ada
di lapisan rak/ meja. Berdasarkan pengalaman penulis dalam budidaya semut rangrang ½
ons ulat hongkong seharga 2.000 rupiah mampu untuk memberi makan 15 toples koloni
semut selama 7 hari/ seminggu. Satu toples ukuran volume 1 ltr kurang lebih seribu semut
sehingga 15 toples berarti 15 ribu semut. Sangat murah bukan.
Minuman Semut Rangrang
Semut Rangrang mengkonsumsi 80% air gula dan 20% protein. Sedangkan air
minumnya kita beri air gula. Air gula adalah air putih matang yang sudah kita beri gula
pasir dengan komposisi 1 gelas air 200 ml + gula pasir 1 sendok makan dan berlaku
kelipatanya atau bila dirasakan telah manis. Ingat semut hanya akan minum air yang
manis. 1 gelas air gula dapat habis 3 -5 hari. Konsumsi semut rangrang terhadap ulat
hongkong dan air gula selain dipengaruhi jumlah semut atau koloni semut ternyata juga di
pengaruhi oleh masa bertelur semut. Pada waktu semut Rangrang mulai bertelur mereka
membutuhkan lebih banyak protein dan cairan manis.
Masa Panen Kroto
Masa panen kroto adalah waktu yang ditunggu-tunggu. Pertanyaan yang seringpenulis jumpai adalah kapan kroto dapat dipanen ? Dan berapa kali panen dalam sebulan ?
Sebelum penulis jawab pertanyaan diatas perlu diketahui bahwa Semut Rangrang
mempunyai daur telur semut 15 – 20 hari yang artinya semut rangrang bertelur mulai dari
sebesar butir gula pasir - bulir beras - larva - pupa - jadi semut butuh waktu 15 sampai 20
hari. Dengan memahami daur telur semut Rangrang tersebut maka pertanyaan diatas
dengan mudah penulis jawab sebagai berikut :
1. Kroto dapat di panen setiap 15 sampai 20 hari sekali.
2. Kroto dapat dipanen ketika kita mengetahui telur semut dalam toples semut
kelihatan sudah banyak. Itulah fungsi mengganti sarang semut dengan toples
transparan sehingga telur semut jadi terlihat dengan jelas.
Bagaimana supaya kita dapat panen Kroto setiap hari ? jawabnya adalah kita harus punya
toples sarang semut setidaknya 300 toples dengan ukuran volume 1 ltr. Sehingga dapat
dipanen setiap hari 10 toples selama 30 hari secara bergantian.
Cara memanen kroto
Cara Memanen Kroto ;1. Siapkan bak/ ember plastik, Strimin kawat kecil, Sarung tangan karet. Kemudian
masukkan strimin kedalam ember yang telah kita siapkan.
2. Ambil toples sarang semut Rangrang yang sudah penuh kroto
3. Tuangkan toples sarang semut kedalam ember plastik yang sudah diberi strimin
kawat sambil digoyang-goyang.
Keterangan : Pada waktu toples sarang semut dituangkan dan di goyang-goyang kroto
akan jatuh kedalam ember dan semut akan menempel pada strimin kawat. Setelah kroto
dituangkan/ditumpahkan dalam bak/ ember segera kembalikan toples sarang semut ke
tempat semula, ingat jangan memindah ke tempat lain !!. Untuk mengembalikan semut
yang ada pada strimin cukup letakkan strimin pada lapisan rak/ meja yang kosong dan
semut akan kembali ke toples sarang semut dalam waktu 1 – 2 jam. Penulis sarankan untuk
menggunakan lebih dari satu bak/ ember yang sudah diberi strimin. Hal ini dimaksudkan
agar proses pemanenan kroto lebih cepat waktunya.
Sahabat tani, itulah sedikit informasi tentang cara budidaya semut kroto untuk referensi anda yang ingin memulai usaha budidaya kroto yang cukup menjanjikan, semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar