Cara Budidaya Semut Kroto Praktis

Cara budidaya semut kroto - Sahabat tani, kali ini www.carasuksesbertani.blogspot.com akan membagikan informasi mengenai cara budidaya kroto praktis yang sumbernya admin ambil dari tulisan PDF karya Muftikhul Umam, langsung saja silahkan anda baca cara budidaya semut kroto dibawah ini.

PENDAHULUAN 
  Alhamdulillah  akhirnya  buku  PANDUAN  BUDIDAYA  SEMUT  KROTO
PRAKTIS  telah  selesai  kami  susun.  Buku  Panduan  ini  penulis  harap  dapat  bermanfaat
dalam membantu masyarakat khususnya  pecinta burung berkicau/ kicau mania, pedagang
kroto dan makanan burung, pemancing ikan/ mancing mania serta orang-orang yang ingin
beternak  atau  membudidayakan  semut  kroto  dalam  memenuhi  kelangkaan  telur  semut  /
kroto.
  Seperti yang kita ketahui bersama bahwa Kroto adalah telur semut rangrang yang
menjadi  makanan  burung  berkicau  karena  mempunyai  kandungan  protein  yang  cukup
tinggi. Selain itu Kroto juga menjadi umpan ikan tertentu sehingga banyak pemancing ikan
sering menggunakan kroto sebagai umpan pancing mereka padahal supply kroto sangatlah
terbatas.
Sampai saat ini para pencari kroto berburu kroto hingga keluar daerah yang jauh
dari  tempat  tinggalnya  bahkan  ada  yang  kehutan-hutan.  Para  pencari  kroto  bisa
mendapatkan kurang lebih 1 Kg kroto/hari dalam kondisi normal  sedangkan pada kondisi
sulit misalnya waktu musim hujan mereka tidak akan lebih dari 1 Kg kroto. 1 Kg kroto
bagi pencari kroto bisa didapatkan dengan mengambil puluhan sarang ( 25 – 50 ) tentunya
bergantung pada jumlah koloni semut yang ada dalam sarang selain itu telur semut/ kroto
sangatlah ringan.
Pangsa  pasar  sangat  besar  supply  sangat  kecil  itulah  yang  terjadi  pada  telur
semut/kroto. Harga telur semut / kroto dipasar burung saat ini sangat menakjubkan yaitu
berada  dikisaran  Rp.100  ribu  sedangkan  pada  waktu  tertentu  misalnya  Lebaran  dapat
mencapai  Rp.150  -  200  ribu  rupiah.  Pertanyaannya  adalah  kenapa  kita  tidak  mencoba
untuk budidaya semut kroto?
Budidaya  Semut  Kroto  adalah  tambang  emas  bagi  orang  yang  tahu  bisnis.
Itulah kesimpulan yang penulis dapat sampaikan.


Kalasan, 26 februari 2012 
 Penulis 

                Muftikhul Umam

Cara Budidaya Semut Kroto

Apa Semut Kroto Atau Semut Rangrang Itu?

Semut Rang-rang sering disebut juga semut kroto karena menghasilkan telur semut
yang  biasa  disebut  kroto.  Di  dunia  barat  ternyata  juga  banyak  nama  atau  sebutanya,
diantaranya  yaitu  ;    Weaver  ant  atau  semut  penenun.  Disebut  semut  penenun  karena
mereka  membuat  sarang  dengan  menenun  dari  benang  sutra  yang  berasal  dari  Larva
mereka sendiri. Mereka juga menjahit daun-daun di pohon untuk membikin tempat tinggal.
Karena mereka suka berada di pohon sebagian orang barat menyebutnya Tree ant/ Green
tree ant atau semut pohon/ semut pohon hijau. Sebagian orang barat menyebut Orange
gaster    di  Indonesia  menjadi  Semut  merah/  Red  ant  walaupun  warna  yang  mendekati
adalah oranye. Dalam bahasa Indonesia disebut Semut Rang-rang sedangkan Orang Jawa
menyebut Nyangkrang. Di Malaysia disebut Semut api/ Fire ant meskipun sebenarnya
salah karena Fire ant/ Semut api berbeda jenis ( Solenopsis ) Sedangkan nama ilmiahnya
adalah Oecophylla.
Oecophylla mempunyai banyak family yang dapat ditemukan di Afrika, Eropa dan
Asia - Australia. Di Asia - Australia mereka berada di Sebagian wilayah India, sebagian
wilayah  China,  Thailand,  Vietnam,  Laos,  Miyanmar,  Malaysia,  Indonesia  dan  Sebagian
wilayah  Australia.  Semut  Rangrang  Afrika  mempunyai  nama  Ilmiah/  latin  Oecophylla
Longinoda. Mereka berada di sebagian Gurun Sahara.
Semut  Rangrang  Asia-Australia  mempunyai  nama  ilmiah/  latin  Oecophylla
Smaragdina.  Family  Formicidae  dan  Ordo  Hymenoptera  atau  masih  sekeluarga  dengan
tawon/  lebah.

A. Alat yang diperlukan untuk budidaya semut rangrang

1. Rak kayu/meja/besi

Untuk  meletakkan  toples  sebagai  media  pengganti  sarang  semut  dari  alam
diperlukan meja atau rak kayu/ besi. Penggunaan rak kayu/ besi dilahan sempit akan
lebih effisien karena rak kayu dapat dibuat bersusun 3 – 4 sehingga akan menampung
banyak toples. Contoh : dengan rak ukuran tinggi 160 cm X lbr 50 cm X pjg 100 cm
dapat  dibuat  bersusun  4.  Apabila  satu  susun  dapat  menampung  25  toples  (  media
plastik yang dapat disusun ) maka 4 susun menjadi 100 toples.
Kaki-kaki pada rak kayu harus diberi bak kecil/ kaleng yang didalamnya sudah di
isi  air  atau  oli.  Perbedaan  penggunaan  air  dan  oli  adalah    bila  menggunakan  air
terkadang  semut  masih  mau  mendekat  sedangkan  bila  menggunakan  oli  semut  tidak
mau mendekat.

2. Toples Plastik

 Toples/ lodong sebagai pengganti sarang semut alami hanyalah salah satu
media yang dapat digunakan diluar itu masih banyak media yang dapat digunakan seperti ;
Bumbung  bambu,  Pralon,  Botol  plastik  bekas  minuman  mineral  ukuran  besar  dan  lain-
lain.  Apabila  menggunakan  Toples  bekas  kue,  sebelumnya  harus  dicuci  dengan  sabun
sampai bersih kemudian dikeringkan. Hal ini karena semut Rangrang menjadi tidak betah
bahkan mati dalam beberapa hari apabila Toples plastik masih mengandung minyak atau
ada sabun yang tertinggal di dalam toples.  Penggunaan toples plastik  yang baru dibeli
sebenarnya lebih baik karena tidak ada minyak bekas kue dan di disain dapat disusun  
 ( seperti tampak pada gambar ). Tetapi tentunya akan menambah cost atau biaya sebagai
modal. Penggunaan Media plastik dipilih karena transparan sehingga Telur semut/ Kroto
akan kelihatan dari luar.

3. Gunting ranting

 Gunting ranting digunakan untuk memotong ranting sarang semut dipohon
yang rendah. Gunting ranting juga digunakan untuk memotong ranting sarang semut dan
daun yang sudah dimasukkan dalam ember plastik.

4. Sarung tangan karet

Digunakan untuk menjaga atau menghindari gigitan semut.

5. Tepung tapioka

Tepung tapioka/ kanji digunakan untuk melumuri/ mengolesi bak plastik/ ember bagian atas. Hal ini agar Semut tidak naik ke atas.

6. Bak plastik atau ember

 Bak  plastik  digunakan  untuk  transit  sarang  semut  dari  pohon  sebelum
dipindahkan  ke  Toples.  Ember  plastik  digunakan  untuk  memasukkan  sarang  semut  dari
pohon yang masih bercampur daun dan ranting.

7. Solasi atau lakban

 Digunakan untuk menutup lobang semut pada toples dan untuk mengikat tutup ember ketika akan dibawa.

8. Gunting dahan

Gunting dahan digunakan untuk memotong sarang Semut Rangrang yang berada pada dahan yang tinggi pada waktu berburu sarang semut di alam.

B. Pembibitan

Yang dimaksud pembibitan adalah pengambilan calon Semut Rangrang yang akan kita budidayakan. Pembibitan ada 3 macam metode ;
1. Mengambil semut rangrang yang ada di pohon-pohon yang berada di alam
2. Memijah sarang semut pada toples yang sudah penuh
3. Meletakan toples baru di dekat toples semut yang sudah penuh

Metode  pertama  :  Pencarian  bibit  semut  dapat  dilakukan  dengan  cara  berburu  di
pohon-pohon yang ada di alam/ pekarangan/ perkebunan/ hutan. Pohon-pohon yang sering
penulis  jumpai  menjadi  tempat  tinggal  favorit  semut  rangrang  di  pekarangan  adalah  ;
pohon mangga, pohon jambu air, pohon rambutan, pohon nangka. Di perkebunan semut
rangrang dapat dijumpai di pohon kopi, pohon jeruk sedangkan di hutan dapat dijumpai di
pohon  pete,  pohon  tanjung.  Mungkin  masih  banyak  lagi  pohon-pohon  yang  menjadi
tempat  favorit  semut  rangrang  dalam  membuat  sarang  yang  penulis  belum  ketahui.
Adapun waktu yang penulis sarankan untuk berburu  mengambil sarang adalah pagi hari
karena semut masih banyak yang berada di sarang.

Persiapan  sebelum  berburu  sarang  Semut  Rangrang  dapat  dilakukan  dengan beberapa tahap dan langkah:
1. Survey  lokasi  dimana  Semut  Rangrang  membuat  sarang,  hal  ini  dapat  dilakukan
sore hari
2. Menuju  lokasi  dengan  membawa  peralatan  yang  dibutuhkan  seperti  :  gunting ranting  dan  gunting  dahan,  sarung  tangan  karet  yang  sudah  dilumuri  tepung tapioka pada bagian luar, bak besar/ ember yang sudah dilumuri tepung tapioka pada bagian dalam mulai tengah sampai atas, toples yang sudah di beri lobang sebesar rokok dan sudah di tutup sementara menggunakan solasi/ lakban.

Adapun langkah selanjutnya  (di lokasi ) adalah:
1. Gunakan sarung tangan karet yang sudah dilumuri tepung tapioka pada bagian luar
2. Potong  daun/  ranting    yang  menjadi  sarang  semut  dengan  gunting  ranting  bila rendah  atau  gunting  dahan  bila  tinggi.  Terkadang  koloni  semut  membuat  sarang sampai  3  ranting  yang  mempunyai  banyak  daun.  Usahakan  sarang  semut  jangan sampai rusak/ terbelah ketika jatuh ke tanah.
3. Masukkan sarang semut dalam bak besar atau ember yang sudah dilumuri tepung
tapioka pada bagian dalamnya. Gunakan ember yang ada penutupnya bila masih
akan memotong sarang lagi. Gunakan Bak besar bila langsung dipindah ke toples.
4. Potong / bersihkan daun dan ranting sarang semut yang ada di bak/ ember plastik
yang baru diambil dari pohon dengan gunting ranting dalam keadaan tangan masih
menggunakan sarung tangan karet.
5. Tumpahkan semut yang sudah bersih dari daun dan ranting pada toples yang sudah
di  siapkan  dan  sudah  ditutup  lubang  semutnya  dengan  solasi/  lakban.  Kemudian
tutup rapat toples dengan menggunakan tutupnya. Biarkan selama minimal 2 jam
dan maksimal semalam sebelum dibuka solasi/ lakban yang menutup lubang pintu
semut. Hal ini maksudnya adalah agar semut tenang dan beradaptasi dengan sarang
baru.
6. Letakkan toples semut pada meja/ rak kayu yang sudah disiapkan dengan makanan
( ulat hongkong ) dan air manis/gula dalam nampan kecil. Setelah semalam dalam
toples  dan  sudah  berada  di  rak  kayu  kemudian  kita  buka  solasi/  lakban  penutup
lubang pintu semut.
Jangan  kaget  bila  semut  belum  mau  makan  atau  minum,  maklum  masih  adaptasi
dengan  tempat  tinggal  baru.  Untuk  itulah  kita  didik  dengan  cara  memberikan  ulat
hongkong pada semut dan meneteskan air manis pada meja/ rak kayu yang menjadi tempat
kerumunan semut. Butuh waktu kurang lebih 1 bulan untuk bisa makan dan minum sendiri
tanpa disuapi pemilik.
Penting  untuk  diketahui  bahwa  apabila  mendapati  sarang  semut  yang  ada  krotonya
seyogyanya  jangan  diambil  krotonya  saja  tetapi  ikut  disertakan  dalam  toples  sarang
semut. Semut-semut yang sedang bertelur akan lebih cepat betah tinggal di toples semut
dari  pada  yang  tidak  bertelur.  Hal  tersebut  karena  semut-semut  yang  sedang  bertelur mempunyai naluri untuk menjaga dan merawat telur hingga menetas.

Metode kedua  : Yaitu dengan cara memijahkan semut-semut yang berada di toples
penuh  semut.  Hal  ini  dapat  dilakukan  dengan  cara  membongkar  sarang  semut  di  toples
yang  sudah  penuh.  Membongkar  maksudnya  mengambil  toples  sarang  semut  dari  rak
kemudian ditumpahkan pada bak/ ember dan seterusnya di pindah ke toples-toples baru
yang  sudah  dipersiapkan.  Sebelum  dipindahkan  ke  toples-toples  baru  sebaiknya  ditakar
dengan gelas air mineral yakni minimal berisi semut 1/3 gelas.

Metode ketiga   : Yakni dengan cara membiarkan semut-semut pindah secara alami.
Kita  cukup  meletakkan  toples  kosong  didekat  toples  sarang  semut  yang  sudah  penuh.
Secara  naluri  semut  rangrang  akan  mencari  tempat  tinggal  baru  dan  membentuk  sarang
baru ketika sarang mereka sudah penuh sesak atau rusak. Karena mereka ( generasi kedua
dan  seterusnya  )  sudah  tidak  kenal  daun  atau  pohon  maka  mereka  akan  mencari  toples
yang kosong untuk dijadikan tempat tinggal baru.
Penting untuk diketahui bahwa semut rangrang tangkapan dari alam hidup dalam
koloni yang berbeda-beda. Ketika dialam bebas mereka hanya hidup dengan satu koloni
saja  dan  akan  perang/  berkelahi  sampai  mati  jika  ketemu  koloni  lain.  Dipenangkaran
perilaku  mereka  dapat  dirubah.  Cara  merubahnya  bisa  dengan  cara  memberi  jembatan
yang kecil antara meja/ rak yang satu dengan yang lainnya. Maksudnya ketika berburu
dan mendapatkan koloni semut maka  harus dipisahkan antara tangkapan hari ini dengan
tangkapan  minggu  depan  dan  seterusnya  dengan  meja/  rak  yang  berbeda.  Kemudian
setelah tanggkapan baru sudah mulai adaptasi dan betah tinggal di toples semut( 2 - 4
minggu ) barulah kita campurkan dengan koloni semut yang sudah duluan dengan cara
memberi  jembatan  kecil  berupa  sebilah  bambu  atau  kawat  yang  direntangkan  antara
meja/ rak satu dengan yang lainnya. Kemudian setelah mereka berkenalan dan bersahabat
barulah toples sarang semut dipindahkan atau dicampurkan dengan toples sarang semut
yang lama atau lebih dulu ada di meja/ rak utama. Jadi seyogyanya  orang-orang yang
akan membudidayakan semut rangrang minimal harus punya 2 meja/ rak. Apabila hanya
punya satu rak maka antara lapisan atas dan bawah harus diikat dengan tali kain/ sumbu
kompor  yang  sudah  dicelupkan  ke  minyak/  Oli  bekas.  Setelah  koloni  semut  sukses
beradaptasi dengan toples sebagai sarang semut baru, barulah diberi kawat antara lapisan
rak bagian bawah dengan bagian atas. Apabila sudah berbaur tali/ kawat bisa dilepas.

C. Perawatan dan Pemeliharaan

1. Perawatan

Dalam  budidaya  semut  rangrang  ini  hampir  bisa  dikatakan  tidak  ada  perawatan.
Kalaupun ada hanya mengontrol air atau oli yang ada pada kaki meja/ rak. Hal ini karena
sifat  air yang  dapat  menguap  sehingga  dapat  berkurang.  Apabila  air  sampai  habis  maka
semut-semut akan turun ke lantai dan menyebar diseluruh rumah.
Penggunaan oli pada kaki meja/ rak kelemahannya adalah semut-semut tidak berani
mendekat pada kaki meja/ rak bagian bawah hal ini karena bau oli bekas yang menyengat.
Kelebihan penggunaan oli bekas tidak mudah kering karena kekentalannya.

2. Pemeliharaan

Makanan Semut Rangrang
Dalam Penangkaran, protein untuk makanan semut dapat kita beri Ulat hongkong, ulat
bambu, jangkrik dan cicak. Mana yang lebih mudah kita dapatkan dan  murah harganya
tentunya. Selain itu sebenarnya semut rangrang juga senang memakan tulang mentah yang
masih  ada  serat-serat  dagingnya.  Seperti  yang  telah  penulis  jelaskan  bahwa  dalam
penangkaran, penulis memberikan ulat hongkong sebagai pengganti protein pada makanan
semut. Yang penting untuk diperhatikan bahwa jangan sampai kehabisan makanan karena
bila ini sampai terjadi maka semut rangrang akan memakan telurnya sendiri.
Pemeliharaan semut rangrang sangat mudah karena hanya mengontrol makanan berupa
ulat hongkong yang akan habis 3 – 7 hari tergantung pada jumlah semut rangrang yang ada
di lapisan rak/ meja. Berdasarkan pengalaman penulis dalam budidaya semut rangrang ½
ons ulat hongkong seharga 2.000 rupiah mampu untuk memberi makan 15 toples koloni
semut selama 7 hari/ seminggu. Satu toples ukuran volume 1 ltr kurang lebih seribu semut
sehingga 15 toples berarti 15 ribu semut. Sangat murah bukan.

Minuman Semut Rangrang
Semut  Rangrang  mengkonsumsi  80%    air  gula  dan  20%  protein.  Sedangkan  air
minumnya kita beri air gula. Air gula adalah air putih matang yang sudah kita beri gula
pasir  dengan  komposisi  1  gelas  air  200  ml  +  gula  pasir  1  sendok  makan  dan  berlaku
kelipatanya  atau  bila  dirasakan  telah  manis.  Ingat  semut  hanya  akan  minum  air  yang
manis.  1  gelas  air  gula  dapat  habis  3  -5  hari.  Konsumsi  semut  rangrang  terhadap  ulat
hongkong dan air gula  selain dipengaruhi jumlah semut atau koloni semut  ternyata juga di
pengaruhi oleh masa bertelur semut.   Pada waktu semut Rangrang mulai bertelur mereka
membutuhkan lebih banyak protein dan cairan manis.

Masa Panen Kroto

Masa panen kroto adalah waktu yang ditunggu-tunggu. Pertanyaan yang sering
penulis jumpai adalah kapan kroto dapat dipanen ? Dan berapa kali panen dalam sebulan ?

Sebelum penulis jawab pertanyaan diatas perlu diketahui bahwa Semut Rangrang
mempunyai daur telur semut 15 – 20 hari yang artinya semut rangrang bertelur mulai dari
sebesar butir gula pasir - bulir beras - larva - pupa - jadi semut butuh waktu 15 sampai 20
hari.  Dengan  memahami  daur  telur  semut  Rangrang  tersebut  maka  pertanyaan  diatas
dengan mudah penulis jawab sebagai berikut :
1. Kroto dapat di panen setiap 15 sampai 20 hari sekali.
2. Kroto  dapat  dipanen    ketika  kita  mengetahui  telur  semut  dalam  toples  semut
kelihatan  sudah  banyak.  Itulah  fungsi  mengganti  sarang  semut  dengan  toples
transparan sehingga telur semut jadi terlihat dengan jelas.
Bagaimana supaya kita dapat panen Kroto setiap hari ? jawabnya adalah kita harus punya
toples  sarang  semut  setidaknya  300  toples  dengan  ukuran  volume  1  ltr.  Sehingga  dapat
dipanen setiap hari 10 toples selama 30 hari secara bergantian.

Cara memanen kroto

Cara Memanen Kroto ;
1. Siapkan bak/ ember plastik, Strimin kawat kecil, Sarung tangan karet. Kemudian
masukkan strimin kedalam ember yang telah kita siapkan.
2. Ambil toples sarang semut Rangrang yang sudah penuh kroto
3. Tuangkan  toples  sarang  semut  kedalam  ember  plastik  yang  sudah  diberi  strimin
kawat sambil digoyang-goyang.
Keterangan  : Pada waktu toples sarang semut dituangkan dan di goyang-goyang kroto
akan jatuh kedalam ember dan semut akan menempel pada strimin kawat. Setelah kroto
dituangkan/ditumpahkan  dalam  bak/  ember  segera  kembalikan  toples  sarang  semut  ke
tempat  semula,  ingat  jangan  memindah  ke  tempat  lain  !!.  Untuk  mengembalikan  semut
yang  ada  pada  strimin  cukup  letakkan  strimin  pada  lapisan  rak/  meja  yang  kosong  dan
semut akan kembali ke toples sarang semut dalam waktu 1 – 2 jam. Penulis sarankan untuk
menggunakan lebih dari satu bak/ ember yang sudah diberi strimin. Hal ini dimaksudkan
agar proses pemanenan kroto lebih cepat waktunya.

Sahabat tani, itulah sedikit informasi tentang cara budidaya semut kroto untuk referensi anda yang ingin memulai usaha budidaya kroto yang cukup menjanjikan, semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar