Tumbuhan kakao berasal Amerika selatan merupakan jenis tumbuhan penghasil coklat.
Tumbuhan ini dikenal dengan nama kakao atau bernama latin Theobroma cacao L.
Berikut adalah klasifikasinya
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan : Plantae
(tidak termasuk):Angiosperms
(tidak termasuk):Eudicots
(tidak termasuk):Rosids
Ordo : Malvales
Famili : Malvaceae (Anakfam. Sterculioideae)
Genus : Theobroma
Spesies : T. cacao
Indonesia adalah negara penghasil kakao terbesar nomor 3 setelah Gana dan Pantai gading.
Maka tak heran jika hampir semua penduduknya mengenal tanaman ini.
Geografis dan Cuaca ;
Secara garis besar kakao dapat hidup dengan baik di ketinggian 0 - 600 m dpl (meter diatas permukaan laut) dan berada dalam garis lintang 100 LS - 100 LU.
Curah hujan rata-rata 1.500 - 2.500 mm/th serta Suhu maksimum 20 - 320°C dan minimum 18 - 320°C
Kecepatan angin rata - rata 4 m/detik dan tidak ada angin kencang secara terus menerus.
Struktur tanah ;
Kemiringan tanah ± 45 % dan kedalaman tanah paling efektif lebih dari 150 cm.
Lapisan tanah terdiri atas pasir 50 %, debu 10 – 20 %, lempung 30 - 40 % dan kadar bahan organik > 3,5 % atau kadar C > 2%.
Kadar unsur hara minimum unsur N 0,28 %, P (Bray I) 32 ppm; K tertukar 0,50 me/100 g; Ca tertukar 5,3 me/100 g; Mg tertukar 1 me/100 g.
Kelembaban tanah rata-rata 35 % dan pH (H2O) 4,0 – 8,5; optimum 6,0 – 7,0.
Pemilihan bibit ;
Penggunaan bibit kakao kwalitas terbaik adalah dengan sistem sambung tunas atau okulasi dengan klon - klon terbaik seperti DR 1, DR 2, DR 38, DRC 13, DRC 15, DRC 16, KWC 1.
Langkah singkat cara sambung tunas (okulasi) ;
Klon dasar terbaik atau batang induk adalah jenis klon DR 1, DR 2 G 8, DR 38, dan GC 8. Karena jenis klon ini memiliki batang dan akar yang telah memenuhi syarat dasar okulasi.
Membuat pembibitan kakao menggunakan klon DR 38 atau DR 1 dan buat semaian dalam polybag, lalu dirawat selama 12 bulan.
Setelah 12 bulan ambil tunas klon DRC 15 atau KCW 1.
Kemudian sambung tunas DRC 15 atau KCW 1 ke pohon DR 38 atau DR 1 dengan cara disayat kulitnya, tempelkan tunas dan diikat menggunakan tali.
Jika penggunaan bibit tanpa okulasi, misalnya klon DRC 16 yang ditanam, biasanya hasil produksi akan rendah.
Karena biji dan buahnya tidak dapat menyamai induknya.
Jarak tanam ;
Jarak tanam yang paling umum yang digunakan adalah 5 x 5 m, 4 x 4 m dan 4 x 3 m. Semua itu tergantung dari kondisi kemiringan tanah dan jenis klon yang ditanam.
Pupuk dasar sebelum tanam ;
Penggunaan pupuk dolomite atau kisrite adalah langkah paling tepat untuk menurunkan zat asam pada tanah.
Cara kerjanya 5 hari atau 1 minggu sebelum tanam, dengan cara isi lubang tersebut dengan pupuk.
Pemangkasan dasar;
1. Amati terlebih dahalu cabang mana yang akan di pangkas dan cabang mana yang akan dipelihara.
2. Cabang yang akan dipelihara adalah percabangan yang seimbang dan daun dapat menerima cahaya matahari secara merata.
3. Pemangkasan cabang muda dan cabang yang sakit.
4. Memangkas cabang-cabang yang tidak perlu dan dapat menghalangi sinar matahari ke cabang dan daun inti.
Contoh : tunas terlindungi, tunas sapu, tunas air dan tunas yang kering.
5. Pemangkasan untuk tanaman produksi dilakukan saat buah selesai dipanen atau saat 1 minggu sebelum panen.
Babat piringan ;
Bersihkan dibawah pohon dari rumput.
Jika dibawah pohon jorok, maka kakao akan terhambat pertumbuhannya dan mudah di serang hama.
Pemupukan TBM dan TM ;
Pupuk untuk tanaman kakao paling baik menggunakan pupuk organik.
Caranya dapat mengandalkan limbah kulit buah dan daunnya, langkah yang harus ditempuh adalah sebagai berikut ;
Kumpulkan kulit buah dan daunnya di sela-sela barisan, kemudian semprot dengan EM4 dengan dosis 1 liter untuk 15 liter air bersih.
Setelah itu tutup menggunakan plastik atau terpal. Dan biarkan selama 15 hari.
Namun bukan berarti tidak boleh menggunakan jenis pupuk anorganik
Waktu pemberian pupuk yang baik dilaksanakan pada awal musim penghujan (September Oktober)untuk pemupukan pertama dan pada akhir musim hujan (Maret-April) untuk pemupukan yang kedua.
Berikut adalah ulasan pemupukan kakao untuk 1 kali tebar per semester.
Umur 3 - 6 bulan =
Urea 5 gram / pohon / semester.
ZA 10 gram / pohon/ semester.
Sp36 5 gram / pohon / semester.
Kcl 5 gram / pohon / semester.
Npk 30 - 40 gram / pohon / tahun.
Dolomite 100 gram / pohon / tahun.
Umur 1 - 2 tahun =
Urea 25 - 40 gram / pohon / semester.
ZA 35 - 75 gram / pohon / semester.
Sp36 12,5 - 40 gram / pohon / semester.
KCl 12,5 - 140 gram / pohon / semester.
Npk 200 - 400 gram / pohon / tahun.
Dolomite 150 gram / pohon / tahun.
Umur 3 - 5 tahun =
Urea 50 - 250 gram / pohon / semester.
ZA 100 - 750 gram / pohon /semester.
Sp36 50 - 125 gram / pohon / semester.
KCL 50 - 125 gram / pohon / semester.
Npk 425 - 600 gram / pohon / tahun.
Dolomite 160 - 485 gram / pohon / tahun.
Umur 5 tahun keatas =
Urea 300 gram / pohon / semester.
ZA 600 gram / pohon / semester.
Sp36 130 - 250 gram / pohon /semester.
KCL 130 - 250 gram / pohon / semester.
Npk 500 gram / pohon / tahun.
Dolomite 500 gram / pohon / tahun.
Masa panen ;
Masa panen adalah masa yang paling ditunggu-tunggu, karena masa inilah saatnya petani memetik hasil.
Jika petani menanam bibit okulasi, paling lambat petani bisa memetik hasil umur 2,5 tahun st.
Namun jika petani menanam bibit tanpa okulasi, paling cepat petani bisa memetik hasil umur 3,5 tahun st. Itu pun tergantung dari perawatan dan jenis klon yang ditanam.
Demikianlah sedikit informasi mengenai menanam kakao.
Semoga bermanfaat dan sukses.
Sekian dan terimakasih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar